Hotline 085315555288
Informasi lebih lanjut?
Home » Belitung Info » Hewan Khas Bangka Belitung

Hewan Khas Bangka Belitung

Keindahan dan Keunikan Satwa Langka di Bangka Belitung

Tarsius Belitung

Foto : Tarsius Belitung

Bangka Belitung, provinsi yang terletak di bagian timur Indonesia, terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau. Selain pantai-pantai yang memikat, provinsi ini juga menjadi rumah bagi berbagai satwa langka yang patut dijaga keberadaannya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa satwa langka yang ada di Bangka Belitung.

Fauna Pulau Belitung lebih memiliki kesamaan dengan fauna di Kepulauan Riau dan semenanjung Malaysia daripada dengan daerah Sumatera. Beberapa jenis hewan yang dapat ditemui di Kepulauan Bangka Belitung antara lain: Rusa, Beruk, Monyet, Lutung, Babi Hutan, Tringgiling, Musang , Elang, Ayam Hutan, Pelanduk Kancil, berjenis-jenis Ular dan Biawak. serta Pelilean ( Tarsius Bancanus Saltator) yang merupakan hewan endemik Belitung yang hanya ada di empat daerah salah satunya Belitung.

Hewan Khas Bangka Belitung  Yang terancam punah

 

  1. Tarsius / Mentilin

Tarsius Bangka Belitung: Primata Kecil dengan Mata Besar yang Misterius

Tarsius, atau yang dikenal juga dengan nama lokal “mentilin ,” sebutan Masyarakat Bangka dan “pelilean” sebutan orang lokal Belitung. Adalah primata kecil yang memiliki ciri khas mata besar dan kemampuan melompat luar biasa. Di Kepulauan Bangka Belitung, tarsius menjadi salah satu fauna endemik yang menarik perhatian para peneliti dan pecinta alam. Hewan nokturnal ini lebih aktif pada malam hari dan menggunakan penglihatan tajamnya untuk berburu serangga kecil seperti belalang, dan hewan-hewan kecil lainnya sebagai sumber makanan utama.

Keunikan tarsius tidak hanya terletak pada fisiknya, tetapi juga pada habitatnya. Di hutan-hutan Bangka Belitung yang masih alami, tarsius hidup di pepohonan rendah dengan ranting-ranting yang rapat, memudahkan mereka untuk bergerak lincah dari satu pohon ke pohon lainnya. Sayangnya, keberadaan tarsius di wilayah ini semakin terancam akibat deforestasi dan perubahan lahan untuk Perkebunan kelapa sawit dan pembukaan area tambang. Oleh karena itu, upaya konservasi sangat penting untuk menjaga kelangsungan hidup primata mungil ini.

Bagi para wisatawan yang berkunjung ke Bangka Belitung, melihat tarsius di habitat aslinya bisa menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Namun, penting untuk selalu menjaga jarak dan tidak mengganggu aktivitas alami mereka. Selain itu, dengan mendukung ekowisata yang berkelanjutan, kita juga turut berperan dalam melestarikan tarsius dan ekosistem hutan Bangka Belitung. Meskipun tarisius tersebar dihutan-hutan kecil di Belitung. Namun ada 2 tempat umum yang dikunjungi wisatawan untuk melihat keberadaa tarsius. Yaitu wisata alam batu mentas dan Bukit peramun. Dengan kesadaran bersama, diharapkan populasi tarsius dapat tetap bertahan dan menjadi bagian dari kekayaan hayati Indonesia yang patut dibanggakan.

  1. Rusa Sambar

Rusa juga hidup di hutan – hutan Belitung. Rusa Ssambar di Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu satwa liar yang menambah kekayaan biodiversitas wilayah ini. Rusa sambar memiliki tubuh yang lebih besar ketimbang jenis rusalain pada umum nya. Berwarana coklat cenderung gelap. Dan memiliki tantuk bercabang untuk jenis rusa jantan. Keberadaan rusa di Bangka Belitung tidak hanya penting untuk keseimbangan ekosistem, tetapi juga menjadi daya tarik bagi para pecinta alam dan fotografer satwa liar.

Namun, populasi rusa di Bangka Belitung menghadapi ancaman serius akibat perburuan liar dan kerusakan habitat. Dengan menjaga kelestarian rusa, kita turut melestarikan ekosistem hutan yang menjadi rumah bagi berbagai flora dan fauna lainnya di Bangka Belitung. Beberapa uapya untuk melestarikan Rusa asli bangka belitung telah dilakukan seperti Penangkaran rusa sambar TB Batu Besi milik PT Timah di desa Damar, Belitung Timur yang didirakan sejak 2022 lalu.

  1. Dugong

Dugong atau ikan duyung atau sapi laut merupakan hewan unik yang juga terdapat di perairan pulau Belitung. Merupakan hewan satu-satunya mamalia laut herbivora. Makanan utamanya adalah rumput laut di perairan dangkal.  Dugong bisa tumbuh hingga hamper 2 meter. Dengan berat mencapai 200kg.

Dilansir dari laman Posbelitung.com, Ikan duyung sejak dulu merupakan komoditi buran bernilai tinggi. Menurut cerita salah satu warga asli desa slinsing – gantung – belitung timur, Nenek moyagnnya dulu adalah pemburu ikan duyung. Mereka menggunakan tombak yang dikitat kan dengan tali untuk menombak ikan duyung dari atas kule (perahu keceil). Kemudian mengikuti pergerakan ikan duyung tersebut hingga mati lemas. Pada jurnal-jurnal zaman Belanda juga terdapat beberapa foto ikan duyung yang berhasil di buru.  Namun kini perburuan itu tidak pernah dilakukan lagi dikarenakan semakin jarangnnya ikan duyung ditemui dan pelarangan oleh pemerintah.Penulis sendiri pernah melihat ikan duyung diperjual belikan di pasar ikan Tanjung pandan pada awal tahun 2000an. Namun hingga kini belum pernah terdengar keberadaan ikan yang mediammi ekosistem padang lamun perairan bangka belitung

Habitat dan juga pergerakannya lambat membuat ikan duyung mudah di mangsa manusia. Terkadang mereka juga secara tidak sengaja terjerat jarring – jarring nelayan. Daging nya yang enak membuat ikan duyung jadi target perburuan oleh manusia sejak lama.

  1. Pelanduk / Pelandok / Kancil

Pelanduk memang tersebar disejumlah negara Asia dan afrika. Namun dimanapun mereka hidup, Pelandok selalu menghadapi masalah yang sama. Yaitu perburuan liar yang tak terkendali. Meski hewan ini memiliki sifat malu terhadap keberadaan manusia. Namun desakan populasi manusia dan juga perubahan fungsi hutan untuk Perkebunan dan pertambangan menjadi factor yang mebuat populasi hewan yang sering diceritakan dalam dongeng ini sebagai hewan yang cerdik terancam punah.

  1. Trenggiling

Trenggiling adalah mamalia yang terkenal dengan ciri khasnya berupa lapisan sisik berguna untuk melindungi nya dari predator. Jika merasa terancam Hewan ini dapat menggulung badannya sehingga bagian tubuh nya yang lemah seperti perut terlindungi oleh sisik mereka yang keras. Mereka adalah hewan pemakan semut dan serangga kecil lainnya.

Salah satu warga tanjung pandan Belitung. Pada sekitar tahun 2007 pernah melihat trenggiling di pagar dekat pekarangan rumahnya yang berada Kawasan ex perumahan karyawan PT. Timah. Namun hingga kini ia tidak pernah melihat keberadaan satwa pemakan semut tersebut yang hidup secara liar.

Keterangan lain dari Mongabay (Organisasi perlindungan satwaliar) – Alobi fondation. Trenggiling merupakan hewan yang mediami hutan perbukitan. Trenggiling lebih menyukai tipe habitat hutan campuran dan sekunder dengan lantai hutan bersih [sedikit tumbuhan semai dan bawah] dan tidak terlalu lembab.

  1. Belangkas / Kepiting tapal kuda

Belangkas dipercaya sebagai hewan purba yang bertahan hidup hingga saat ini. Belangkas adalah istilah dalam bahasa Indonesia dan Melayu untuk kepiting tapal kuda. Meskipun disebut “kepiting,” belangkas sebenarnya bukan jenis kepiting, melainkan hewan laut purba yang lebih dekat kekerabatannya dengan laba-laba dan kalajengking. Ciri khasnya adalah cangkang keras berbentuk seperti tapal kuda dan ekor panjang berbentuk runcing yang disebut telson.

Di beberapa daerah pesisir Indonesia, belangkas kadang-kadang dikonsumsi, terutama telurnya. Namun, harus hati-hati karena beberapa spesies memiliki telur yang beracun.

Selain itu, dalam beberapa budaya, belangkas juga dianggap simbol kesetiaan karena sering ditemukan berpasangan seumur hidup. Keberadaan hewa yang sudah tinggal di bumi sejak 450 juta tahun yang lalu ini sudah semakin jarang di temui. Kerusakan habitat dan pencemaran lingkungan menjadi salah satu penyebab langka nya hewan yang dijuluki sebagai fosil hidup ini.

  1. Linsang berpita

Lisang berpita hidup diwilayah Kalimantan, Sumatera termasuk Bangka Belitung. Juga dapta di temui di semenanjung Malaya hingga Selatan Thailand dan Myanmar Selatan. Hewa hewan sekilas hewa ini mirip perpaduan antara musang dan kucing hutan.

  1. Penyu

Tiga spesies penyu yang dilindungi, yaitu penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea), menjadikan sebuah pulau di Kepulauan Bangka Belitung sebagai habitat penting untuk bertelur. Puluhan hingga ratusan penyu datang ke pantai berpasir di pulau ini saat puncak pasang besar dan purnama. Namun, hingga kini, status pulau tersebut sebagai kawasan konservasi belum ditetapkan secara resmi, meskipun masyarakat berharap adanya perlindungan untuk ekosistem penyu serta pemanfaatan wilayah tersebut untuk wisata edukasi dan perikanan berkelanjutan.

Di sisi lain, pada Maret 2024, seekor penyu belimbing ditemukan terdampar dalam kondisi sirip kiri terputus di pesisir Bangka Barat. Setelah mendapatkan perawatan, penyu tersebut akhirnya berhasil dilepasliarkan kembali ke laut. Penelitian juga menunjukkan bahwa kondisi bentang alam yang sesuai sangat berperan dalam keberhasilan peneluran penyu, sehingga diperlukan perlindungan habitat yang lebih ketat untuk memastikan kelangsungan populasi mereka.

  1. Kangkareng Hitam / Enggang Hitam (Anthracorcecos Malayanus)

Burung Enggang Belitung adalah salah satu burung langka yang bisa ditemui di Pulau Belitung. Kangkareng hitam (Anthracoceros malayanus), yang dikenal dengan nama lokal seperti mangkek, kuko, dan ruik di Bangka Belitung, semakin jarang ditemui di habitat aslinya. Penurunan populasi ini disebabkan oleh hilangnya habitat akibat deforestasi dan perburuan liar. Pada tahun 2020, misalnya, terjadi kasus penembakan tiga ekor kangkareng hitam di Bangka Barat yang sempat viral di media sosial. Burung ini memiliki peran penting sebagai “petani hutan” yang membantu regenerasi hutan melalui penyebaran biji. Upaya konservasi terus dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Alobi Bangka Belitung, yang saat ini merawat seekor kangkareng hitam jantan dengan kondisi kaki cacat sejak lahir. Namun, pelepasliaran satwa ini ke alam liar masih menjadi tantangan besar.

 

Menjaga Kehadiran Satwa Langka

Selain hewan yang disebutkan diatas. Masih banyak lagi hewan-hewan exotis lainnya yang bisa dijumpai di Bangka Belitung. Seperti Lutung, labi – labi, binat, kijang, lumba-lumba, Bintang laut, buaya muara, elang laut dan sebagainya. Keberadaan satwa-satwa langka di Bangka Belitung memberikan warna dan keindahan tersendiri bagi ekosistem pulau-pulau tersebut. Namun, ancaman terhadap habitat alaminya serta aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab menjadi tantangan serius bagi kelangsungan hidup mereka. Oleh karena itu, perlindungan dan konservasi terhadap satwa-satwa langka ini sangatlah penting.

Pemerintah setempat, lembaga konservasi, dan masyarakat sekitar perlu bekerja sama untuk menjaga keberadaan hewan-hewan langka ini. Langkah-langkah seperti penegakan hukum terhadap perburuan ilegal, pengelolaan habitat alaminya dengan bijaksana, serta edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan dapat membantu memastikan agar satwa-satwa langka di Bangka Belitung tetap dapat dijumpai oleh generasi mendatang.

Dengan upaya bersama, kita dapat merawat keindahan alam dan keanekaragaman hayati Bangka Belitung, termasuk melindungi satwa-satwa langka yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan alam Indonesia

 

 

Belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Komentar Anda*Nama Anda* Email Anda* Website Anda

Mungkin Anda tertarik membaca artikel berikut ini.

belitung homestay

8 Homestay bagus di Belitung

1 August 2017 2.796x hotel di belitung

Menikmati Keindahan Pulau Belitung dengan Penginapan Homestay Pulau Belitung, yang terletak di barat daya Pulau Sumatera, Indonesia, adalah surga tropis yang menawarkan keindahan alam yang memukau, dari pantai pasir putih hingga batu granit yang unik. Destinasi ini semakin populer bagi para pelancong yang ingin melarikan diri dari kehidupan sehari-hari dan m... selengkapnya

Bandara tanjung pandan - belitung

Bandara Belitung

21 March 2024 366x Belitung Info

Bandara di Pulau Belitung, khususnya Bandara Tanjung Pandan, adalah pintu gerbang utama bagi para wisatawan yang ingin menjelajahi keindahan alam dan budaya pulau ini. Perlu dicatat bahwa Bandara Tanjung Pandan berbeda dengan bandara di Pulau Bangka, terutama Pangkal Pinang. Nama resmi bandara di Pulau Belitung adalah Bandara H.A.S. Hanandjoeddin atau dikena... selengkapnya

paket family belitung

Hotel Arnava – Mau Explore Pasar Tradisional Belitung? nginep disini aja.

Arnava Mutiara Belitung Hotel memiliki 64 kamar dengan desain bergaya kontemporer modern untuk membuat masa menginap Anda menyenangkan dan berkesan, Hotel Arnava Mutiara Belitung dilengkapi dengan “rumah kafe jalanan 23” dan 1 ruang pertemuan yang dapat menampung hingga 40 orang, cocok untuk pertemuan bisnis, gathering, acara spesial dan pesta ulang tahu... selengkapnya

Our Office

CV. Pelelangi Belitong

Jl. Pelataran Aik Ketekok (eks komplex perumahan PT. Timah. Tbk B45

E-mail : billitonecapture@gmail.com

Whatsapp : +6285315555288

 

Live Chat
Online Senin-Sabtu (08:00 – 16:00) WIB

Instagram Official

Kontak Kami

Apabila ada yang ditanyakan, silahkan hubungi kami melalui kontak di bawah ini.